Desa Bansari, Temanggung – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 112 Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) meluncurkan program kerja pengelolaan sampah organik dan anorganik di Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung. Program tersebut bertujuan mendukung persiapan operasional Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang rencananya akan diresmikan pada bulan Maret 2025. Melalui kegiatan yang melibatkan Ibu-Ibu PKK Desa Bansari, inisiatif ini difokuskan pada pemanfaatan sampah sebagai sumber daya ekonomi sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah.
Observasi yang dilakukan oleh tim KKN menunjukkan bahwa Desa Bansari, yang terletak di lereng Gunung Sindoro, menghadapi tantangan serius terkait pengelolaan sampah. Saat survei, ditemukan banyaknya sampah plastik dan sisa rumah tangga yang menumpuk di aliran sungai serta lingkungan pemukiman. Apabila tidak dikelola dengan baik, akumulasi sampah tersebut berpotensi mencemari lingkungan, terutama di daerah hilir. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah serta minimnya infrastruktur pengelolaan menjadi akar permasalahan yang semakin diperparah dengan kebiasaan membuang sampah sembarangan atau membakarnya sehingga menimbulkan pencemaran udara dan tanah.
Program kerja yang digagas oleh tim KKN UNS ini meliputi dua kegiatan utama yang diselenggarakan secara bersamaan. Kegiatan pertama adalah pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk cair (POC). Melalui pelatihan, Ibu-Ibu PKK diajak mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk cair dengan menerapkan metode fermentasi sederhana. Pupuk cair yang dihasilkan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki potensi pemanfaatan untuk sektor pertanian maupun sebagai produk ekonomi kreatif yang dapat dipasarkan. Kegiatan kedua adalah daur ulang sampah anorganik menjadi pot bunga. Botol plastik dan kemasan bekas diolah sedemikian rupa sehingga dapat diubah menjadi pot tanaman hias. Produk pot daur ulang tersebut menjadi bagian dari gerakan “Desa Bansari Hijau” serta berkontribusi dalam mengurangi volume sampah plastik yang masuk ke TPS3R.
Target utama program ini adalah Ibu-Ibu PKK, yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan di tingkat rumah tangga. Melibatkan Ibu-Ibu PKK dianggap efektif karena mereka memiliki jaringan yang kuat di masyarakat. Selain itu, tim KKN telah menyiapkan modul edukasi mengenai pemilahan sampah untuk memastikan kebiasaan tersebut terus berjalan meskipun TPS3R telah beroperasi secara resmi. Keberlanjutan program diupayakan dengan menyusun sistem pemilahan sampah berbasis komunitas melalui kerja sama antara tim KKN dan pemerintah desa.
Lokasi Desa Bansari yang berada di lereng Gunung Sindoro menjadikan pengelolaan sampah sebagai hal yang krusial, mengingat sampah yang tidak tertangani dapat mencemari sungai dan mengganggu ekosistem di daerah hilir. Program KKN ini tidak hanya bertujuan mengurangi volume sampah, tetapi juga menciptakan lapangan usaha mikro sekaligus mengoptimalkan sampah menjadi pupuk bagi warga, mengingat mayoritas warga Desa Bansari adalah petani. Masyarakat didorong untuk melihat sampah sebagai sumber daya yang berharga, bukan sebagai masalah yang harus ditanggulangi. Keberhasilan program KKN Tematik 112 UNS ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi operasional TPS3R pada bulan Maret 2025. Melalui sosialisasi dan edukasi pengelolaan sampah, Desa Bansari dapat menjadi desa yang bersih, lestari, dan berkelanjutan di wilayah lereng Gunung Sindoro.
"Harapan kami, program ini dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Desa Bansari, sehingga pengelolaan sampah menjadi kebiasaan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi serta lingkungan yang nyata," ujar Said, ketua pelaksana program kerja tersebut.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook