Estimasi waktu baca: 4 menit

KKN-PPM UGM Wujudkan Penguatan Organisasi Wisata Desa Bansari: Merawat Aset Lokal, Membangun Masa Depan

Desa Bansari, yang berada di lereng Gunung Sindoro dengan lanskap alam yang memukau serta budaya yang lestari, terus bertransformasi menjadi desa wisata unggulan di Kabupaten Temanggung. Namun, di balik keindahan alam dan keramahan warganya, ada tantangan besar dalam pengelolaan wisata agar mampu tumbuh secara berkelanjutan. Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada yang dikoordinasi oleh Kenya Azzahra hadir membawa program penguatan organisasional yang dilaksanakan bersama pengelola wisata Embung Bansari.

 

Program ini dikoordinasikan oleh Kenya Azzahra Prameswari, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, yang menjadi koordinator acara tim dalam merancang dan melaksanakan pelatihan serta diskusi kelembagaan pengelola wisata. Tujuannya adalah membekali warga lokal dengan pemahaman yang kuat tentang struktur organisasi, pembagian peran, serta strategi pengembangan potensi wisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism/CBT).

 

Mengenali dan Merawat Aset Wisata Desa

 

Embung Bansari bukan hanya destinasi, tetapi aset strategis yang berpotensi menjadi pusat aktivitas wisata berbasis alam sekaligus simbol kekuatan komunitas desa. Dalam kegiatan ini, peserta dikenalkan kembali dengan beragam aset wisata Desa Bansari, mulai dari:

  • Wisata Alam: Embung Bansari dengan latar Gunung Sindoro yang menawan dan udara sejuk khas pegunungan.

  • Wisata Budaya: Tradisi lokal, pertunjukan kesenian desa, serta event-event tahunan desa.

  • Wisata Kuliner dan Kerajinan: Produk lokal seperti makanan khas dan kerajinan dari bambu dan daur ulang.

  • Pertanian dan Hortikultura: Ekowisata berbasis kebun apel, jeruk, bunga, dan sayur-mayur.

Pemetaan Potensi Berdasarkan 5A

 

Untuk mempermudah pemahaman dan perencanaan, tim KKN memperkenalkan pendekatan 5A (Attraction, Accessibility, Amenities, Activity, Ancillary). Dalam pemetaan ini:

  • Attraction: Keindahan alam, tradisi desa, dan suasana khas pedesaan menjadi daya tarik utama.

  • Accessibility: Akses jalan perlu peningkatan dan penambahan penunjuk arah untuk memudahkan wisatawan.

  • Amenities: Toilet, gazebo, tempat duduk telah tersedia, namun perlu pengembangan fasilitas lain yang lebih ramah wisatawan.

  • Activity: Wisatawan bisa ikut tracking, petik buah, atau menikmati event budaya.

  • Ancillary: Dukungan dari pemerintah, UMKM, komunitas, dan media sangat dibutuhkan untuk pengelolaan terpadu.

Membentuk Struktur Organisasi yang Kuat dan Partisipatif

 

 Masing-masing peran dijelaskan tugas pokok dan fungsinya agar tidak terjadi tumpang tindih serta mempermudah koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam sesi utama, Kenya Azzahra memfasilitasi sosialisasi struktur ideal organisasi pengelola wisata dengan penekanan pada transparansi, partisipasi, dan regenerasi. Struktur organisasi yang disarankan meliputi:

  • Ketua: Mengkoordinasi dan menjadi pengambil kebijakan strategis.

  • Sekretaris: Bertugas mengelola dokumen dan administrasi.

  • Bendahara: Menangani laporan keuangan secara terbuka.

  • Divisi Kegiatan/Event: Menyusun dan mengelola kegiatan wisata rutin.

  • Divisi Promosi: Mengelola media sosial, publikasi, dan branding.

  • Divisi Kebersihan dan Keamanan: Menjamin kenyamanan lingkungan wisata.

  • Divisi Edukasi Budaya: Memberikan edukasi dan menjadi pemandu lokal.

 

Penguatan organisasi juga tidak terlepas dari prinsip dasar Community Based Tourism (CBT) yang menjunjung tinggi peran masyarakat sebagai pemilik, pengelola, dan penerima manfaat utama dari sektor pariwisata. Dalam pendekatan ini, nilai-nilai seperti gotong royong, keterbukaan, kolaborasi, pelestarian budaya, dan ramah lingkungan menjadi pilar utama. Sosialisasi juga menekankan pentingnya implementasi Sapta Pesona: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan. Nilai-nilai ini tidak hanya penting untuk pengalaman wisatawan, tetapi juga mencerminkan wajah desa yang teratur dan membanggakan.

 

Menuju Embung Bansari yang Lebih Kuat dan Berdaya

Kegiatan ini menjadi awal dari proses panjang untuk menciptakan kelembagaan wisata yang kuat dan profesional di Desa Bansari. Dengan bekal pengetahuan, semangat kolaboratif, dan struktur yang rapi, diharapkan pengelola wisata mampu membawa Embung Bansari menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya mengedepankan keindahan, tetapi juga kekuatan komunitas lokal di baliknya.

 

“Membangun desa wisata bukan hanya soal memperindah tempat, tapi tentang merawat warisan, memperkuat identitas, dan menumbuhkan rasa bangga sebagai warga desa,” tutur Kenya di akhir sesi.

 

Selain melaksanakan sosialisasi, pada akhir acara dilakukan serah terima poster Sapta Pesona oleh TIM KKN-PPM UGM  yang siap untuk dipasang di area Wisata Embung Bansari sebagai bentuk perhatian akan keramahan dan kualitas pengelola wisata. KKN PPM UGM 2025 berharap kegiatan ini bisa menjadi pemicu semangat baru bagi warga untuk terus merawat dan mengelola potensi wisata yang sudah dimiliki dengan lebih terarah dan berkelanjutan.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat
Djavanica Coffee and Creative
EKRAF: Djavanica Coffee and Creative

Pelaku: Zhuda Hendrawan
Produk: Kopi Arabica Sindoro
Alamat: Dusun Banaran RT1 RW 6
Kontak: 087829959519
Harga:<...

Lihat