Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan dasar penanganan gawat darurat di lokasi wisata alam, Tim Mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) Periode 2 Tahun 2025, Subunit Waksudha Bansari, menyelenggarakan program kerja bertajuk SIAP Bansari (Sosialisasi Aksi Pertolongan Pertama di Tempat Wisata Bansari). Program ini merupakan inisiatif dari Anggelita Rahmadhani Nur Setio Budi, mahasiswa dari Fakultas Farmasi UGM, yang turut didukung oleh rekan-rekan satu subunit KKN di Desa Bansari. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat malam, 19 Juli 2025, bertempat di Basecamp Kompas (basecamp Sindoro via Bansari), dan diikuti oleh para relawan aktif dari Komunitas Pecinta Alam Sindoro (KOMPAS) Bansari.
Program SIAP Bansari merupakan inisiatif mahasiswa KKN yang bertujuan membekali relawan lokal dengan pengetahuan dasar mengenai kondisi kegawatdaruratan medis yang mungkin terjadi di lingkungan wisata alam, terutama di jalur pendakian Gunung Sindoro. Edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas respons cepat dan tepat para relawan, khususnya dalam menangani kejadian cedera yang umum terjadi saat kegiatan pendakian maupun wisata terbuka lainnya.
Kegiatan dimulai pada pukul 19.00 WIB dan dibuka dengan pengantar mengenai pentingnya pertolongan pertama dalam konteks wisata alam. Mahasiswa KKN memperkenalkan jenis-jenis kegawatdaruratan medis yang sering ditemui di alam terbuka seperti luka terbuka, pingsan karena dehidrasi, cedera akibat tergelincir, hipotermia, dan kasus-kasus seperti sprain (keseleo) serta strain (tarikan otot). Penjelasan disampaikan secara komunikatif agar mudah dipahami dan sesuai dengan kondisi yang sering dijumpai oleh relawan.
Sesi dilanjutkan dengan pengenalan beberapa jenis obat-obatan luar yang esensial dalam first aid kit untuk kegiatan di alam bebas. Beberapa di antaranya adalah antiseptik, salep luka, plester, perban elastis, dan kasa steril. Mahasiswa menjelaskan cara penggunaan yang benar dan tepat sasaran dari tiap obat serta alat tersebut. Peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi secara langsung agar pemahaman menjadi lebih maksimal.
Bagian utama dari program ini adalah sesi praktik langsung, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta. Mahasiswa KKN memandu peserta untuk melakukan teknik dasar pembalutan menggunakan elastic bandage pada kasus terkilir atau cedera otot. Teknik ini penting dipahami karena keseleo merupakan salah satu cedera paling umum yang terjadi di jalur pendakian. Melalui metode praktik, peserta dapat lebih memahami langkah-langkah penanganan secara tepat dan memperoleh pengalaman langsung yang dapat diterapkan saat menghadapi situasi nyata.
Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif mereka selama praktik berlangsung. Para relawan KOMPAS tampak serius dan penuh semangat mengikuti kegiatan ini. Mereka mengaku bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dan bermanfaat dalam menunjang peran mereka sebagai garda depan dalam menjaga keamanan pengunjung di jalur pendakian Gunung Sindoro.
Program SIAP Bansari menjadi bentuk konkret kontribusi mahasiswa KKN-PPM UGM dalam menjawab kebutuhan masyarakat lokal akan pengetahuan medis dasar yang aplikatif dan kontekstual. Dalam kegiatan ini, pendekatan interdisipliner turut mewarnai pelaksanaannya, terutama dengan adanya kolaborasi dari mahasiswa bidang kesehatan dan relawan masyarakat yang sehari-harinya beraktivitas di lingkungan alam.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para relawan tidak hanya mampu memberikan pertolongan pertama yang benar, tetapi juga dapat menjadi agen edukasi bagi pengunjung dan komunitas sekitar. Ke depan, Tim KKN berharap kegiatan ini bisa terus dilanjutkan dan dikembangkan menjadi pelatihan rutin yang mencakup lebih banyak skenario kegawatdaruratan, serta melibatkan lebih banyak pihak seperti petugas kesehatan desa atau organisasi pencinta alam lainnya.
Program ini juga menjadi bukti bahwa edukasi kesehatan dapat dilakukan secara partisipatif dan menyenangkan, serta memiliki dampak nyata dalam meningkatkan keselamatan di sektor pariwisata alam. Mahasiswa KKN merasa bangga dapat berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas masyarakat Desa Bansari dalam hal penanganan darurat, sekaligus mempererat sinergi antara akademisi dan komunitas lokal.
Dengan adanya kegiatan SIAP Bansari, diharapkan relawan KOMPAS semakin siap dan sigap dalam menghadapi kondisi darurat di jalur wisata alam, sehingga pengunjung pun dapat menikmati keindahan Gunung Sindoro dengan rasa aman dan nyaman.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook