Tim KKN-PPM UGM Waksudha Bansari melakukan inovasi Bio-Loop (Budidaya Maggot dan
Ecobrick) yang beranggotakan Izdihar Al Dzahabiyyah, RR. Rahil Aufa A.R, Qorinah Ariqoh
Habil, dan Gading Arif Wicaksono melakukan program sosialisasi berupa budidaya maggot dan
ecobrick sebagai pengelolaan sampah organik dan anorganik di TPS 3R Bansari untuk membantu
mengolah sampah yang sudah lama menumpuk. Program ini bertujuan untuk mengurangi volume
sampah organik dan anorganik yang ada di TPS 3R sekaligus mengedukasi pengelola TPS 3R
mengenai pemanfaatan larva Black Soldier Fly (BSF) atau maggot. Maggot adalah larva dari lalat
buah yang dijadikan sebagai agen pengurai sampah yang ramah lingkungan dan pemanfaatan
sampah anorganik dijadikan ecobrick untuk dijadikan produk bermanfaat. Melalui sosialisasi dan
pendampingan secara langsung dengan pengelola TPS 3R, kegiatan ini tidak hanya mendukung
upaya pengelolaan sampah organik dan anorganik terpadu, tetapi juga membuka peluang ekonomi
baru melalui hasil budidaya maggot yang dapat digunakan sebagai pakan ternak yang berkualitas
tinggi protein. Selain itu, pengelolaan sampah anorganik menjadi ecobrick untuk dijadikan produk
yang bermanfaat sekaligus bernilai ekonomis.
Program ini dilaksanakan sesuai dengan keluhan yang dirasakan oleh pengelola TPS 3R yang
merasakan bahwa sampah organik dan anorganik yang terlalu banyak sehingga kurangnya
pemahaman dalam pengolahan sampah-sampah tersebut dengan cepat tanpa harus menimbulkan
polusi atau mencemari lingkungan di sekitar TPS. Tujuan dilaksanakannya program ini adalah
menjadi salah satu solusi alternatif dalam pemanfaatan sampah organik dan anorganik dengan
media yang mudah ditemukan di sekitar rumah dan tidak memerlukan banyak biaya karena hanya
menggunakan sampah yang tersisa. Pelaksanaan dilaksanakan di TPS 3R Bansari sebagai langkah
awal penyuluhan sebelum ke skala setiap rumah yang ada di Desa Bansari yang terdiri dari
sembilan dusun.
Budidaya maggot dengan pemanfaatan larva maggot sebagai pengurai sampah organik ketika
siklus larva dan dikembangkan sampai pupa untuk dijadikan pakan ternak seperti, ayam, bebek,
ikan lele, dan burung. Budidaya maggot dapat dilakukan dalam skala kecil rumahan dengan
memelihara beberapa telur maggot yang berasal dari lalat buah dewasa lalu dikembangkan dalam
wadah kecil dengan media perkembangan berupa dedak padi. Larva maggot dapat mengurai
berbagai sampah organik, seperti nasi basi, sayur layu, roti basi, tempe tahu, atau beberapa sisa
masakan yang sudah tidak dimakan lagi. Larva maggot yang sudah berumur sekitar empat minggu
akan berevolusi menjadi pupa dengan warna hitam kecoklatan dan mengeras. Pada fase ini, larva
maggot siap untuk dijadikan pakan untuk ternak atau dibudidayakan menjadi maggot dewasa
berupa lalat buah. Masa hidup lalat buah dewasa hanya sekitar dua minggu dan akan kawin untuk
menghasilkan telur maggot yang nantinya akan dikembangkan menjadi larva maggot untuk bisa
mengurai sampah organik.Implementasi dari program ini dapat menjadi model atau contoh untuk pengelolaan limbah organik
dan anorganik yang ditujukan kepada masyarakat dengan efektif dan berkelanjutan di wilayah
pedesaan.
Ecobrick menjadi solusi inovatif sederhana dan ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan
sampah plastik yang semakin meningkat. Ecobrick adalah botol plastik bekas yang diisi padat
dengan sampah plastik non-biodegradable, seperti plastik kemasan, kantong kresek, atau
styrofoam, hingga membentuk sebuah "bata ramah lingkungan". Proses pembuatan ecobrick tidak
membutuhkan teknologi tinggi dan canggih karena dapat dilakukan secara mandiri oleh
masyarakat sehingga dapat dijadikan sebagai bentuk partisipasi langsung dalam pengelolaan
sampah. Selain mengurangi sampah plastik yang berakhir di TPS, ecobrick juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan alternatif, seperti kursi, meja, pot tanaman, hingga dinding
bangunan ringan. Pemanfaatan sampah anorganik menjadi sebuah inisiatif bukan hanya
mencerminkan kesadaran ekologis, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
pengurangan, pemisahan, dan pemanfaatan ulang sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendekatan yang sederhana namun berdampak besar, ecobrick dapat menjadi langkah
kecil yang membawa perubahan besar bagi keberlanjutan lingkungan.
Harapan dari program ini adalah meningkatkan kepedulian masyarakat dari pihak TPS 3R untuk
peduli dalam mengelola sampah organik dan anorganik untuk menjadi produk yang lebih
bermanfaat dan mengurangi penumpukkan sampah di kawasan TPS 3R Desa Bansari. Selain itu,
menciptakan potensi terbuka nya peluang UMKM dari bahan bekas anorganik untuk diubah
menjadi produk jadi dan meningkatkan budidaya maggot sebagai peluang budidaya berkelanjutan
yang dapat menjadi pengurai sampah organik tanpa memerlukan pengurai bahan kimia yang
berbahaya bagi lingkungan.
#budidayamaggot #ecobrick #keberlanjutanlingkungan #KKNPPMUGM2025
#pengolahansampah
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook