Bansari, 22 Juli 2025 — Inovasi dan kolaborasi lintas disiplin ilmu menjadi kunci dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui pelaksanaan program kerja interdisipliner bertajuk "Digital Smart Village: Digitalisasi Produk Sesuai Etika Bisnis Melalui Inovasi Produk Jamu". Kegiatan ini dilaksanakan pada 22 Juli 2025 bertempat di Gedung Olahraga Desa Bansari dan menjadi bagian dari rangkaian Kegiatan Peningkatan Kapasitas 25 Kader Kesehatan Desa.
Program kerja ini merupakan bentuk kolaborasi dari tiga mahasiswa lintas fakultas, yaitu Anggelita Rahmadhani Nur Setio Budi dari Fakultas Farmasi, Qorinah Ariqoh Habil dari Departemen Ekonomika dan Bisnis, serta Muhammad Ilham Elfarhani dari Fakultas Filsafat. Ketiganya bersinergi dalam merancang dan melaksanakan kegiatan yang memadukan aspek kesehatan tradisional, strategi pemasaran modern, dan prinsip-prinsip etika bisnis.
Praktik Pembuatan Jamu Instan
Kegiatan diawali dengan praktik pembuatan jamu kunir asem instan yang dipandu oleh Anggelita. Dalam sesi ini, peserta diberikan penjelasan mengenai manfaat kesehatan dari jamu kunir asem, alat dan bahan, serta cara kerja. Kegiatan ini tidak hanya bersifat teoritis, namun juga aplikatif. Para kader kesehatan secara langsung mempraktikkan pembuatan jamu di bawah bimbingan narasumber.
Sebagai bentuk apresiasi dan sarana uji coba, setiap peserta diberikan tester jamu kunir asem instan dan juga produk jamu dalam kemasan. Harapannya, kader kesehatan dapat mengembangkan kemampuan ini secara mandiri di lingkungan masing-masing, sekaligus menjadikannya sebagai peluang usaha berbasis potensi lokal.
Strategi Pemasaran Produk Digital
Setelah sesi praktik, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai strategi pemasaran digital, yang disampaikan oleh Qorinah. Mahasiswi dari Departemen Ekonomika dan Bisnis ini menjelaskan pentingnya memanfaatkan teknologi digital dalam memperluas pasar produk lokal, khususnya produk herbal seperti jamu.
Dalam pemaparannya, Qorin menekankan pada penggunaan media sosial sebagai sarana promosi dan penjualan, mulai dari pembuatan akun bisnis, strategi penentuan harga, cara membuat konten promosi, hingga pengelolaan konsumen secara daring. Materi ini disambut antusias oleh para peserta, yang mulai menyadari pentingnya adaptasi teknologi dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
Membangun Bisnis yang Etis
Sebagai penutup rangkaian acara, Muhammad Ilham Elfarhani dari Fakultas Filsafat memberikan materi tentang pentingnya etika dalam berbisnis. Dalam sesi ini, Ilham mengajak peserta untuk tidak hanya fokus pada keuntungan, namun juga mempertimbangkan dampak sosial, kejujuran dalam promosi, dan keberlanjutan usaha.
Menurut Ilham, bisnis yang baik adalah bisnis yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, tidak merugikan pihak lain, dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Etika bisnis menjadi landasan utama dalam membangun kepercayaan pelanggan serta menjaga keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.
Dampak dan Harapan
Program kerja "Digital Smart Village" ini menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa KKN UGM dalam meningkatkan kapasitas masyarakat desa melalui pendekatan interdisipliner. Melalui kegiatan ini, para kader kesehatan tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, namun juga termotivasi untuk mengembangkan produk lokal dengan pendekatan yang lebih profesional dan beretika.
Pemerintah Desa Bansari menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa UGM yang telah memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Harapannya, kegiatan ini dapat berkelanjutan dan mendorong tumbuhnya wirausaha lokal berbasis kearifan tradisional dan teknologi digital.
Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, Desa Bansari selangkah lebih maju menuju desa cerdas (smart village) yang mandiri dan berdaya saing.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook