Pembentukan Posyandu Remaja Bansari: Upaya Cegah Anemia melalui Edukasi dan Pemeriksaan Kesehatan oleh Mahasiswa KKN-PPM UGM

Pada Sabtu, 13 Juli 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Periode 2 Tahun 2025 dari Tim Waksudha Bansari menginisiasi program kesehatan bertajuk Pembentukan Posyandu Remaja yang bertempat di Gedung Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM) Desa Bansari,. Program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya pencegahan anemia melalui edukasi dan pemantauan kesehatan. 

Program ini merupakan gabungan dari dua program kerja monodisipliner, yaitu dari Anggelita Rahmadhani Nur Setio Budi dari Fakultas Farmasi dan Yessika Camelia Dora Ananda dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM. Dengan pendekatan sesuai bidang keilmuan masing-masing, keduanya merancang kegiatan yang tidak hanya bersifat edukatif tetapi juga praktis dan relevan dengan kondisi remaja di lingkungan pedesaan.

Kegiatan diawali dengan pemeriksaan kesehatan dasar yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah. Pemeriksaan ini bertujuan sebagai deteksi awal terhadap risiko anemia dan kondisi kesehatan umum remaja. Para peserta dibimbing oleh mahasiswa serta didampingi oleh Bidan Desa Bansari, Ibu Amel, yang turut hadir untuk memastikan kelancaran dan akurasi proses pemeriksaan.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, peserta diberikan penjelasan mengenai status gizinya secara individual agar dapat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan tubuh. Pemeriksaan ini juga menjadi pembuka yang efektif untuk mengarahkan perhatian peserta kepada topik utama, yaitu pencegahan anemia.

Setelah pemeriksaan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi penyuluhan yang membahas topik penting seputar anemia. Materi yang disampaikan mencakup pengertian anemia, gejala dan tanda-tandanya, cara pencegahan, serta pentingnya konsumsi makanan bergizi. Disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan interaktif, para peserta diajak memahami bahwa anemia bukan hanya soal kurang darah, tetapi juga berdampak pada konsentrasi, daya tahan tubuh, dan prestasi belajar.

Mahasiswa kemudian memperkenalkan Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai salah satu solusi pencegahan anemia pada remaja. Penyuluhan meliputi pengertian TTD, kandungan di dalamnya, cara konsumsi yang benar, serta bagaimana mengatasi efek samping seperti mual atau perubahan warna feses. Penjelasan dilakukan dengan alat bantu visual agar peserta lebih mudah memahami manfaat dan penggunaannya.

Tak hanya dari mahasiswa, penyuluhan juga diberikan oleh Ibu Amel selaku bidan desa, yang menyoroti bahaya kebiasaan mengonsumsi minuman berenergi dan merokok bagi remaja. Kedua kebiasaan tersebut dapat memperburuk kondisi tubuh dan berkontribusi pada risiko anemia serta masalah kesehatan lain yang lebih serius.

Untuk menambah semangat dan memperkuat pemahaman peserta, sesi kuis berhadiah digelar di akhir kegiatan. Kuis berisi pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan dan mendorong remaja untuk mengingat kembali informasi penting yang sudah mereka terima. Suasana menjadi lebih hidup, penuh semangat dan kompetitif, namun tetap edukatif.

Hadiah sederhana diberikan kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar sebagai bentuk apresiasi. Metode ini terbukti efektif dalam menumbuhkan semangat belajar dan memperkuat kesan positif terhadap informasi kesehatan yang disampaikan.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN berharap Posyandu Remaja tidak hanya menjadi kegiatan sesaat, tetapi dapat berlanjut secara berkala dengan dukungan dari pemerintah desa dan tenaga kesehatan setempat. Posyandu Remaja memiliki potensi besar untuk menjadi wadah edukasi dan pemantauan kesehatan yang berkesinambungan bagi para remaja, terutama dalam isu kesehatan reproduksi dan gizi.

Agar Posyandu Remaja ini dapat terus berjalan, keberadaan kader kesehatan remaja menjadi sangat penting. Dengan adanya kader, pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan secara mandiri oleh warga setempat dengan bimbingan berkala dari petugas kesehatan. Kader-kader ini dapat menjadi ujung tombak dalam menyampaikan informasi kesehatan, melakukan pemantauan sederhana, serta memfasilitasi jalannya kegiatan secara rutin.

Program ini juga menunjukkan bahwa kolaborasi antara mahasiswa dari bidang farmasi dan kedokteran, meskipun dalam ranah monodisipliner, dapat menghasilkan kegiatan yang komprehensif dan tepat sasaran. Edukasi kesehatan yang dilakukan secara langsung, praktis, dan berbasis komunitas seperti ini sangat penting dalam membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan sejak usia remaja.

Dengan terbentuknya Posyandu Remaja dan tersampaikannya informasi penting mengenai anemia, mahasiswa KKN-PPM UGM telah mengambil langkah awal yang strategis dalam memperkuat sistem kesehatan berbasis masyarakat di Desa Bansari. Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi daerah lain dan dapat terus berkembang dengan inovasi, partisipasi aktif kader, dan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat
...
EKRAF: Dapur Berkah Katering

Pelaku: Sujiyati
Produk: Makanan Katering dan Jajanan
Alamat: Dusun Tambahrejo RT 1 RW 1
Kontak: 085842961272
Ha...

Lihat